3 Acuan Kementerian ESDM untuk Perbaiki Tata Kelola Industri Timah Berkelanjutan
TEMPO.CO, Pangkalpinang-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan sejumlah upaya guna memperbaiki karut marut pertambangan dan industri timah di Bangka Belitung.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan ada tiga acuan yang menjadi pedoman dalam memperbaiki tata kelola pada sektor industri timah.
“Pertama kita menempatkan adanya peningkatan nilai tambah atau hilirisasi adalah wajib. Jadi artinya kita ingin semaksimal mungkin mendapat manfaat dari SDA ini,” ujar Ridwan dalam seminar nasional “Sustainabilitas Timah Nasional, Refleksi Harapan dan Fakta yang diselenggarakan oleh Babel Resource Institute (BRINST) di Novotel Bangka, Senin, 13 Desember 2021.
Aspek kedua yang menjadi acuan, kata Ridwan, adalah memberikan kepastian atau kemudahan berusaha kepada investor. Aspek legal itu menurutnya itu dibuat seringan mungkin bagi pengusaha.
“Acuan ketiga yang sangat penting adalah aspek perlindungan lingkungan dimana kewajiban kita semua untuk menjaga agar industri ini tidak merusak dan tidak menjadi musuh publik. Industri ini harus berusaha keras mengembalikan kondisi lingkungan ke kondisi awalnya,” ujar dia.
Ridwan menuturkan menjaga keberlanjutan atau sustainabilitas industri timah program penting pemerintah saat ini. Pemerintah, kata dia, tidak terburu-buru menghabiskan timah yang tersisa namun tetap memanfaatkan momentum yang baik.
“Maksud saya begini, ketika saat ini industri masih memerlukan timah kita harus menyediakan dalam jumlah yang baik dan memadai. Kemudian momentum harga dimana harga sedang bagus kita jual karena penerimaan negara juga meningkat,” ujar dia.