20 Difabel Tinggal di Sekitar Gunung Semeru, 13 Orang Masih dalam Pencarian
TEMPO.CO, Jakarta – Tercatat sebanyak 20 difabel yang bermukim di sekitar Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Dari jumlah itu, tujuh di antaranya berhasil selamat dan 13 lainnya masih dalam pencarian.
Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia atau PPDI Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ali Muslimin mengatakan, 20 penyandang disabilitas yang tinggal di sekitar Gunung Semeru berdasarkan data dari organisasi Persatuan Penyandang disabilitas Indonesia di Kabupaten Lumajang yang pernah menerima bantuan sosial. “Kami kenal satu sama lain,” kata Ali kepada Tempo melalui sambungan telepon pada Ahad, 12 Desember 2021.
Beberapa difabel belum dapat dihubungi karena sinyal telekomunikasi terputus dan beberapa infrastruktur rusak. “Kami masih terus mencari keberadaan mereka,” katanya. Ali menjelaskan, ada tujuh penyandang disabilitas yang tersebar di beberapa desa. Di antaranya satu orang di Desa Tikung dengan ragam disabilitas fisik, dua difabel di Desa Sukodono dengan ragam disabilitas fisik, dan satu orang di Desa Penanggal dengan ragam disabilitas sensorik Netra.
Ada pula dua orang dengan rincian, seorang difabel dengan ragam disabilitas fisik dan satu difabel dengan ragam disabilitas intelektual. Tujuh penyandang disabilitas yang berhasil dievakuasi tersebar di rumah kerabat dan satu orang di penampungan Candipuro.
Beberapa orang penyandang disabilitas di Kecamatan Pronojiwo, hingga saat ini belum dapat dihubungi atau terdata oleh PPDI karena jembatan yang menghubungkan Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo terputus. Menurut Ali, seorang penyandang disabilitas yang tinggal di Kecamatan Pronojiwo adalah difabel sensorik Netra yang hingga saat ini tidak dapat dihubungi.
“Saat ini kami benar-benar kesulitan mengakses wilayah Kecamatan Pronojiwo yang ada di seberang Kecamatan Candipuro, karena jembatan desa terputus,” kata Ali. “Kalau mau ke sana harus memutar ke Kota Malang dulu.”
Komisi Nasional Disabilitas datang ke penampungan bencana alam Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menyampaikan para penyandang disabilitas yang berhasil selamat dalam keadaan sehat. Meski begitu, ada seorang difabel yang dievakuasi terpisah dengan alat prostesa di tubuhnya.
Seorang difabel bernama Lulus Susilowati, 43 tahun, asal Desa Corah Krobokan yang rumahnya di lereng Gunung Semeru, ditemukan pingsan dan terpisah dari kaki palsunya. “Saat ini Lulus Susilowati telah mendapatkan perawatan dan bantuan kebutuhan dasar,” kata anggota Komisi Nasional Disabilitas, Kikin Purnawirawan Sibero. “Kaki palsu Lulus pun sudah ditemukan.”
Belum semua penyandang disabilitas yang menjadi korban bencana alam Gunung Semeru dapat terpantau karena data kependudukan dan catatan sipil disabilitas yang belum tersedia. Beberapa jenis ragam disabilitas yang tidak kasat mata, juga menjadi salah satu penghalang relawan atau petugas mengidentifikasi difabel.
Misalkan penyandang disabilitas Tuli atau Rungu yang tidak menyampaikan kedisabilitasannya, difabel Netra yang masih memiliki mata seperti orang melihat pada umumnya, atau penyandang disabilitas mental intelektual yang tidak berkomunikasi. Relawan umumnya kesulitan mengidentifikasi kondisi disabilitas seperti itu.
Anggota Komisi Nasional Disabilitas, Eka Prastama mengatakan, kondisi penampungan yang menyediakan toilet darurat juga belum begitu terakses bagi pengungsi disabilitas, terutama untuk pengungsi dengan disabilitas motorik atau yang mengalami keterbatasan gerak. “Toilet darurat yang ada sudah bagus, namun memerlukan modifikasi agar penyandang disabilitas di pengungsian dapat mengaksesnya,” kata Eka.
Baca juga:
Gempa Guguran Masih Mewarnai Aktivitas Gunung Semeru
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.